MLM Bisnis Tipu-Tipuan?

Diposkan oleh Unknown | 8:51 AM | , , | 0 komentar »

Kalau baca judul artikel yang saya buat ini, saya yakin deh pasti banyak yang setuju, bener gak? Terutama bagi rekan-rekan yang sudah pernah menjalankan bisnis MLM dan tidak berhasil. Dan saya gak akan menghakimi bahwa pendapat rekan-rekan salah, karena pada kenyataannya banyak bisnis MLM ternyata hanyalah moneygame saja, atau juga pelaku bisnis MLM (oknumnya) menjalankan bisnis MLM yang sebenarnya legal tetapi dengan cara-cara yang tidak etis (akan saya bahas pada tulisan berikutnya).

Tapi mari kita lihat dengan obyektif, beberapa perusahaan MLM yang sudah ada di Indonesia, dan kita selidiki adakah yang berhasil? Kalau gagal sih gak usah ditanya saya yakin banyak (nah loh artinya MLM bisnis tipu-tipuan dong? Pasti gitu pendapat rekan-rekan), tapi kita bandingkan juga prosentase keberhasilan dalam bisnis konvensional, berapa banyak yang sukses? Tidak banyak juga kan? Kalau kita pelajari sebenarnya banyak yang berhasil dalam menjalankan bisnis MLM, hanya saja karena bukan bisnis konvensional, maka media massa yang ada kurang dalam meliputnya. Dan karena stigma negatif yang terlanjur sudah tertanam di benak masyarakat pada umumnya, maka bisnis MLM menjadi kurang menarik untuk diberitakan.

Bangkit dari Kebangkrutan

Diposkan oleh Unknown | 5:36 AM | | 0 komentar »

Bangkrut, siapa sih yang gak ngeri sama kata ini? Siapa pula yang ingin mengalami kebangkrutan. Tapi bisa saja saat sekarang ada rekan-rekan yang sedang mengalami kebangkrutan dan merasa frustasi dengan keadaan yang sedang rekan-rekan alami. Tulisan ini saya buat untuk rekan-rekan yang sedang mengalami kebangkrutan, dan mungkin merasa sangat frustasi, merasa putus asa karena tidak bisa melihat jalan keluarnya (apalagi yang sudah memiliki tanggungan, tekanannya pasti akan menjadi semakin berlipat kali ganda).

Panduan Memilih Bisnis MLM

Diposkan oleh Unknown | 2:24 AM | , , , | 0 komentar »

Ok, tulisan kali ini dibuat sebagai kelanjutan dari tulisan saya kemarin (Bisnis yang Bersinar di Masa Resesi). Dan sesuai janji akan saya coba berikan tips bagaimana memilih MLM yang tepat, tapi ingat tidak ada perusahaan yang sempurna setidaknya kita cari yang mampu bertahan lama dan memberikan kompensasi yang setimpal dan berkesinambungan (itu kata kuncinya, berkesinambungan, agar bisa mencapai kebebasan finansial).

Menurut guru saya, seorang praktisi MLM yang sudah mendunia, dalam memilih suatu MLM sebagai bisnis kita pribadi, harus melihat 4 pilar utamanya. Apa saja 4 pilar utama itu? Pilar Pertama adalah PERUSAHAANNYA, kita periksa apakah perusahaannya bonafide? Kelasnya lokal atau global? Guru saya selalu menyarankan pilihlah perusahaan global, namun bukan berarti perusahaan MLM Indonesia jangan dipilih, ada kok perusahaan MLM asal Indonesia yang sudah go internasional. Kenapa harus perusahaan global, karena lebih aman. Kita gak mau dong sudah berjuang membangun jaringan kita selama bertahun-tahun dengan cucuran keringat dan airmata, tiba-tiba perusahaannya tutup? Sebagai leader di jaringan, kita juga punya tanggung jawab terhadap downline agar mereka bisa berhasil loh. Bayangkan bila mereka sedang semangat-semangatnya dalam menjalankan bisnis, eh tau-tau perusahaannya tutup? Jadi jelas kita sangat perlu mempelajari perusahaannya.

Bisnis yang Bersinar di Masa Resesi

Diposkan oleh Unknown | 11:28 AM | , ,

Rekan-rekan pada nyadar gak yah, kalau semenjak tahun lalu tuh negara kita mulai masuk yang namanya resesi? Kita bisa merasakan perlambatan ekonomi negara kita ini, dan makin terasa di tahun 2015 ini. Sektor properti mengalami penurunan penjualan, pasar primer maupun sekunder, kelas atas maupun bawah. Hampir semua sektor usaha mengalami kelesuan. Billboard di jalan juga banyak yang kosong, bahkan penjualan mobil bekas yang biasanya kinclong saat menjelang Lebaran, kemaren cukup sepi.

Untuk sektor properti sendiri, hasil obrolan dengan kerabat saya yang developer apartemen, beliau mengatakan akan lesu hingga tahun 2018. Jadi yang ingin berinvestasi di properti, mungkin bisa lebih bijak dan menahan diri untuk membeli properti yang developernya suka menggoreng harganya. Pilih properti yang harganya masih wajar dan daerahnya masih berkembang.

Mapan Secara Finansial

Diposkan oleh Unknown | 9:43 AM |

Tulisan ini terutama ditujukan untuk kaum Adam, hehehehe.

Menjadi mapan secara finansial bagi setiap orang adalah keharusan dan dambaan, semakin cepat meraih kemapanan semakin bagus. Idealnya bagi pria, saat mencapai umur 30 kita harus mapan. Namun kenyataannya banyak yang belum mapan.

Sebelum saya bahas lebih lanjut, saya ingin uraikan dahulu mapan itu apa sih. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id), definisinya adalah mapan/ma·pan/ a mantap (baik, tidak goyah, stabil) kedudukannya (kehidupannya): dia yg dulu lontang-lantung, kini hidupnya telah --;
Menurut saya pribadi mapan secara finansial artinya: sudah memiliki pendapatan/tidak bergantung lagi dari orang tua, memiliki tempat tinggal pribadi (bukan sewa), dan kendaraan pribadi (baik motor dan atau mobil), serta tabungan pribadi untuk keadaan darurat.

Langkah Pertama

Diposkan oleh Unknown | 10:37 AM | , ,

Retire Young Retire Rich adalah salah satu buku karya Robert T. Kiyosaki yang menjadi favorit saya, bukunya sangat memotivasi saya untuk bisa pensiun dini dan kaya. Saya ingat saat masih berstatus mahasiswa bersama rekan kuliah saya kami berdua memiliki cita-cita untuk bisa pensiun kaya di umur 30. Sekarang umur saya 36, dan belum bisa pensiun juga hehehe. Tetapi pengalaman selama 15 tahun berbisnis, jatuh bangunnya membuat saya yakin jalan yang saya pilih sebagai pengusaha adalah benar dan akan manis pada akhirnya.

Untuk menjadi pengusaha, langkah pertama biasanya yang sulit, yaitu bertindak, melakukan action. Biasanya bila seseorang adalah seorang karyawan yang terbiasa menerima gaji bulanan, akan sulit sekali untuk memulai langkah pertama menjadi pengusaha. Kenapa? Karena zona nyaman sebagai karyawan ditambah ketakutan akan kegagalan dalam berbisnis.

Saya kan bagikan tips saya dalam mengambil langkah pertama saya menjadi pengusaha,

Pertama, langsung action, betul untuk memulai suatu bisnis kita harus ada hitung-hitungannya, namun sering sekali hitungan kita inginnya sangat detail sedangkan dalam bisnis variabelnya itu banyak. Ada variabel manusianya, modal, sistem bisnisnya, waktu memulainya sampai kondisi pasar. Tapi ingat bisnis itu gak pernah sama walau mirip, kita hanya cuma bisa mengambil pelajaran dari bisnis sejenis, dari pengalaman orang lain, tetapi menurut saya saat kita menjalankannya pasti melalui tahapan trial and error, pasti akan ada masalah dan disitulah kia belajar untuk menemukan solusinya. IQ kita sebagai pengusaha dikembangkan saat mulai praktek.